Idiom mengatakan, nyaris 90 persen orang kehilangan uangnya ketika bermain saham. Faktanya memang begitu adanya. Kendati demikian masih saja banyak yang dengan penuh harap menjadi bagian dari 10 persen orang yang berhasil mendulang keuntungan.
Kita tentunya bisa saja termasuk dari yang 10 persen itu. Tapi untuk bisa mendulang keuntungan, kita harus memahami betul apa yang membuat sebagian besar orang kehilangan uangnya di bursa saham. Berikut adalah alasannya.
Jual Beli Saham Berdasarkan Tips (Gratisan) Saja
Ini merupakan kesalahan paling umum dilakukan, terutama bagi mereka yang baru terjun di bursa saham. Biasanya karena bingung harus memulai darimana. Walhasil orang-orang ini biasanya cuma mengandalkan tips gratisan dari hasil searching random di internet. Namanya juga gratisan, tipsnya pun kadang dibuat serampangan tanpa dasar.
Kondisi ini makin diperparah dengan keengganan belajar menganalisa sendiri. Sementara, kemampuan analisa ini seharusnya menjadi kemampuan utama mereka yang ingin sukses trading di bursa saham.
Agar tak terjebak dalam kesalahan ini, sebaiknya kamu bergabung di grup khusus yang berisi diskusi sehat tentang saham apa yang harus dibeli atau dijual. Kamu juga harus mempersenjatai diri dengan pengetahuan analisa yang cukup dengan cara mempelajarinya terlebih dahulu.
Bingung mulai darimana? Kamu bisa bergabung dengan grup eksklusif rumahsaham di link di bawah ini.
Cuma Memikirkan Dapat Untung Cepat
Ini kesalahan berikutnya. Perlu diingat, investasi-trading saham itu bukan aktivitas judi macam di kasino atau undian lotre. Bursa saham bukan tempat mengadu peruntungan belaka. Semua butuh perencanaan dan perhitungan.
Bukan berarti kamu tidak mungkin mendapatkan untung cepat. Tapi cuma memikirkan keuntungan cepat saja, justru akan membuatmu tercebur kedalam kerugian. Hal ini berkaitan dengan kesalahan berikutnya.
Menahan Lama (Kerugian) Menjual Cepat (Keuntungan)
Umumnya hal ini dilakukan mereka yang hanya ingin untung cepat. Keputusan jual atau beli saham cuma didasarkan pada apakah saham tersebut mengalami kerugian atau keuntungan. Begitu saham mengalami keuntungan, investor-trader buru-buru menjual dan mencairkan keuntungan. Sementara ketika melihat kerugian kadang terlalu lama menggantungkan diri dalam kerugian sembari berharap harga akan lekas positif.
Padahal seharusnya kapan jual kapan beli ini diputuskan berdasarkan analisa yang sudah dibuat sebelumnya. Ketika mendapati saham sedang untung, namun hasil analisa sebelumnya mengatakan belum waktunya jual dan masih akan dalam trend postif maka sebaiknya saham tersebut dipertahankan. Demikian juga sebaliknya ketika rugi.
Membabi Buta Ikut-Ikutan Yang Sedang Ramai
Mental “takut ketinggalan kereta” bisa berbahaya bagi para investor-trader. Pasalnya aksi jual atau beli yang hanya didasarkan pada isu apa yang sedang ramai hanya akan membuat keputusan kita menjadi keliru.
Khususnya untuk market Indonesia yang masih kecil kapitalisasinya, tentunya sangat mudah digoyang isu-isu yang kadang dibuat-buat. Karena itu, melengkapi diri dengan kemampuan analisa sendiri jadi suatu keharusan.
Terlalu Memperumit Urusan Jual Beli Saham
Hal ini mungkin terdengar kontradiktif alias bertolak belakang dengan alasan-alasan sebelumnya. Namun hal ini benar adanya. Banyak orang terlalu memperumit urusan analisa bursa saham dan jual belinya. Justru terlalu banyak analisa njlimet malah bikin investasi dan tradingmu tambah runyam.
Investasi saham itu sesungguhnya sesuatu yang mudah saja. Ini tentang mempelajari rantai suply dan demand belaka. Sesederhana itu sebetulnya. Karena itu kamu perlu belajar secara mudah pula.
Kalau kamu tertarik dengan konsep ini, kamu bisa bergabung dengan grup rumahsaham. Belajarnya pun bisa darimana saja sejauh internet menjangkau. Nantinya kamu juga akan bergabung dengan grup trader investor yang sudah berpengalaman sebelumnya. Kamu bisa bergabung di bawah ini.