Istilah umum dikalangan trader & investor saham, terutama di Rumah Saham Indonesia

ARA: kenaikan harga maksimal dalam sehari, antara 20-35%, tergantung fraksi harganya. Saham dibawah harga 200 dalam sehari maksimal naik 35%, harga saham diatas Rp 5000 kenaikan maksimal 20% dalam sehari.

ARB: penurunan harga saham maksimal dalam sehari, sebelumnya sama seperti ARA, maksimal turun 20-35%, saat ini (19 April 2020) dibatasi maksimal 7% dalam sehari

CL: cut loss / jual dalam kondiri rugi, juga bs Cuan Lebar, profit besar; tergantung posisi kapan buy & hold suatu saham aja.

HAKA: hajar kanan atau buy langsung dapat diharga yang ada di offer pas jam bursa, tidak antri di bid.

HAKI: hajar kiri atau sell langsung dapat diharga yang ada di bid pas jam bursa, tidak mau nunggu harga naik lagi.

Cuan: profit atau keuntungan, bisa dari selisih harga beli dibandingkan harga jual atau dari deviden, bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan ke pemegang sahamnya.

Bandar: perorangan ataupun institusi yang memiliki dana besar yang bisa menggerakkan naik atau turun harga suatu saham

Chart: grafis tampilan pergerakan harga suatu saham dalam periode tertentu

Bid offer: tabel supply and demand jumlah lot di suatu saham.

Pompom: suatu aktivitas promosi, baik yang dilakukan perorangan, kelompok ataupun suatu media buat menaikkan harga suatu saham. Tujuannya bisa biar cepat profit ataupun bisa cepat keluar kalau sebelumnya terlanjur salah masuk dalam jumlah besar.

Deviden: pembagian keuntungan yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya, proporsional sesuai jumlah kepemilikan. Cum date deviden: tanggal batas akhir kepemilikan suatu saham buat mendapatkan deviden, ex date deviden: tanggal setelah cum date deviden, payment date: tanggal pembayaran deviden. Pajak deviden sebesar 10%.

4 tipe trader dan bandar terkait deviden

Ada 4 tipe trader, baik bandar atau retail, terkait deviden:
– Trader cerdik: yang akumulasi dari bawah dari jauh hari sebelumnya, saat cum atau ex date deviden, jual oke, hold oke. Pilihan yang sama-sama menyenangkan.

– Trader spekulatif: yang buy saat dekat cum date deviden, berharap deviden & juga berharap saat ex date deviden tidak anjlok

– Trader sial: buy saat ex date, gak lihat jadwal kalau saat itu jadwal ex date. Deviden gak dapat, sahamnya anjlok & balik arahnya biasanya lama.

– Trader delusi: yang koleksi saham-saham merugi lalu berharap ada devidennya. Kalau gak ada keuntungan, otomatis yaa gak ada yang bisa dibagikan. Yang ada keuntungan saja belum tentu bagi deviden.

Cara memancing naik suatu saham

Bagaimana cara mancing naik atau turun suatu saham ?

Prinsip dasar: untuk mancing naik perlu dana, untuk mancing turun perlu punya saham sebelumnya.

Tujuan mancing naik agar saham yang telah dimiliki dalam jumlah banyak terjual diharga yg diinginkan. Mancing naik bisa dengan buy 1-2 lot. Tinggal perhatikan di bid & offernya. Misal harga last 200, harga di offer 202, buy 1 lot otomatis harga di last berubah 202. Demikian seterusnya sampai mendekati target harga jualnya.

Mancing turun tujuannya agar dapat harga murah dalam jumlah banyak. Proses nya kebalikan dari mancing naik. Lalu darimana saham buat mancing turun ? Sebisa mungkin disisain 10-20 lot dari setiap jual saham. Buat suatu saat diperlukan untuk mancing turun.

Buat mancing turun juga gak harus sisain dari sebelum-sebelumnya. Tinggal buy 5-10 lot, terus setiap ada kesempatan turun dijual 1 lot. Sambil nunggu 1000 an lot diharga bawah.

Saat terbentuk low baru, biasanya banyak trader yang makin panik.

Saat harga pas jam bursa udah jauh dibawah avg nya, baru enak nyeroknya. Jangan lupa, bersama kepanikan, entah panik buy ataupun panik sell sering ada cuan lebar.