Trading saham tidak seperti matematika murni dimana 2+3=5, tapi lebih seperti seni, kombinasi dari berbagai faktor: persepsi umum para trader terkait suatu saham, rasa takut rugi, ada gak perubahan fundamental, faktor asing yang masih mendominasi bursa, faktor bandar disuatu emiten tertentu dll.
Karena hal semacam harga saham sering bisa naik turun mantab dalam sehari bergerak mengikuti aliran keluar masuknya para trader. Buat yang masih baru biasanya akan mudah kaget, bila belum menemukan pola yang cocok dalam trading-investasi sahamnya. Pola tiap orang bisa beda-beda, tidak harus sama, karena latar belakang tiap orang juga beda-beda. Ada yang baru mulai praktek, baru buka akun sekuritas. Tipe ini cocoknya dalam 1 bulan pertama fokus mengenali fitur-fitur dalam aplikasinya. Biar tidak ada kemungkinan salah pencet dalam jumlah besar. Salah pencet saat buy masih ada kemungkinan profit, salah pencet saat sell langsung bablas. Itu juga sebabnya saran standar buat yang baru mulai: modal awal cukup Rp 100-500 ribu, jangan langsung pindahin deposito ke rekening saham.
Salah 1 cara dalam belajar melatih insting trading adalah dengan latihan prediksi harian suatu saham: harga opening, low, high & close nya tiap hari. Bisa disertakan juga alasan misal kenapa target dari opening ke high 2-5% ataupun 10-15%. Ataupun opening kira-kira naik atau turun berapa persen dari harga close sebelumnya. Atau misal karena malam sebelumnya ada news khusus terkait saham/sektornya.
Buat awal latihan prediksi, tidak perlu banyak saham yang diamati, cukup 2-3 saham. Lama-lama akan menemukan pola kapan atau karena apa, misalnya SQMI, NIKL, DOID dll naik atau turun mantab dalam sehari.
Dicatat dalam bukunya masing-masing. Belajar yang ideal itu ditulis, dibaca…ditulis lagi & dibaca lagi demikian seterusnya. Klo akurasi prediksinya udah 75%, otomatis akan lebih sering cuan daripada rugi, baru buy beneran dengan modal.
I fear not the man who has practiced 10.000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10.000 times – Bruce lee.